Secara etimologi, Soktatology terdiri dari pencampuran dua bahasa. "Sokta", dalam bahasa pergaulan masyarakat merupakan blend word yang
diadopsi dari bahasa Indonesia, "sok tau". "logy" berasal dari bahasa
Yunani "logos" yang berarti ilmu. Jadi, "Soktatology" merupakan cabang
ilmu yang mempelajari dan menggunakan rasa "sok tau" ini dalam
menyelesaikan dan menjawab pertanyaan yang muncul. Setara dengan ilmu
ini, yaitu "Somengtology", merupakan ilmu yang diaplikasikan dengan cara
"sok mengerti" dengan segala masalah yang ada sehingga dengan begitu
dapat terhindar dengan segera dari masalah selanjutnya.
Soktatology merupakan sebuah seni
(jika bisa dikatakan) ilmu yang secara sadar atau tidak telah berkembang
ditengah masyarakat. Tidak diketahui dengan pasti kapan sebenarnya ilmu
baru ini lahir dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi trend
baru dalam penyelesaian masalah. Contohnya adalah pada kalangan
mahasiswa yang dalam hal ini sebagai pengguna serta memanfaatkan ilmu
Soktatology ini.
Penggunaan Soktatology ini dapat
dikategorikan berdasarkan beberapa tingkat. Pada tingkat yang paling
rendah misalnya "sok tau" dalam menjawab masalah/pertanyaan yang
diungkapkan dalam pergaulan sehari-hari. Tingkat selanjutnya adalah
taraf Medium. Pada taraf ini, rasa "sok tau" sudah mulai mengakar.
Biasanya di aplikasikan dalam menjawab pertanyaan seputar isu-isu
nasional maupun global. Taraf tertinggi pada penggunaan ilmu ini adalah
taraf Super. Dikatakan demikian adalah jika ilmu Soktatology ini
kemudian dibenturkan atau diperhadapkan dengan masalah dalam bidang ilmu
lain yang lebih "senior", sebutlah Sastra, Kimia, Fisika, Teknik, dll.
Penggunaan Soktatology ini digunakan jika tidak didapatkan alasan yang
lebih masuk akal dalam menyelesaikan masalah.
Memang, belum ada statistik yang resmi (pasti) dalam persentase penggunaan Soktatology dalam hal penyelasaian masalah. Hal ini juga tentunya ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Meskipun hal itu bukanlah juga indikator tunggal mengapa Soktatology berkembang di masyarakat. Karena pada dasarnya manusia tidaklah mampu menguasai segalanya. Jadi, apakah anda termasuk penganut paham Soktatology dalam menyelesaikan masalah? Anda tahu sendiri jawabannya. Sebaiknya anda cari tahu sebelum anda sendiri SOTTA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar