Kamis, 29 Maret 2012

Soktatology


Secara etimologi, Soktatology terdiri dari pencampuran dua bahasa. "Sokta", dalam bahasa pergaulan masyarakat merupakan blend word yang diadopsi dari bahasa Indonesia, "sok tau". "logy" berasal dari bahasa Yunani "logos" yang berarti ilmu. Jadi, "Soktatology" merupakan cabang ilmu yang mempelajari dan menggunakan rasa "sok tau" ini dalam menyelesaikan dan menjawab pertanyaan yang muncul. Setara dengan ilmu ini, yaitu "Somengtology", merupakan ilmu yang diaplikasikan dengan cara "sok mengerti" dengan segala masalah yang ada sehingga dengan begitu dapat terhindar dengan segera dari masalah selanjutnya.





Soktatology merupakan sebuah seni (jika bisa dikatakan) ilmu yang secara sadar atau tidak telah berkembang ditengah masyarakat. Tidak diketahui dengan pasti kapan sebenarnya ilmu baru ini lahir dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi  trend baru dalam penyelesaian masalah. Contohnya adalah  pada kalangan mahasiswa yang dalam hal ini sebagai pengguna serta memanfaatkan ilmu Soktatology ini.

Penggunaan Soktatology ini dapat dikategorikan berdasarkan beberapa tingkat. Pada tingkat yang paling rendah misalnya "sok tau" dalam menjawab masalah/pertanyaan yang diungkapkan dalam pergaulan sehari-hari. Tingkat selanjutnya adalah taraf Medium. Pada taraf ini, rasa "sok tau" sudah mulai mengakar. Biasanya di aplikasikan dalam menjawab pertanyaan seputar isu-isu nasional maupun global. Taraf tertinggi pada penggunaan ilmu ini adalah taraf Super. Dikatakan demikian adalah jika ilmu Soktatology ini kemudian dibenturkan atau diperhadapkan dengan masalah dalam bidang ilmu lain yang lebih "senior", sebutlah Sastra, Kimia, Fisika, Teknik, dll. Penggunaan Soktatology ini digunakan jika tidak didapatkan alasan yang lebih masuk akal dalam menyelesaikan masalah.

Memang, belum ada statistik yang resmi (pasti) dalam persentase penggunaan Soktatology dalam hal penyelasaian masalah. Hal ini juga tentunya ditentukan oleh tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Meskipun hal itu bukanlah juga indikator tunggal mengapa Soktatology berkembang di masyarakat. Karena pada dasarnya manusia tidaklah mampu menguasai segalanya. Jadi, apakah anda termasuk penganut paham Soktatology dalam menyelesaikan masalah? Anda tahu sendiri jawabannya. Sebaiknya anda cari tahu sebelum anda sendiri SOTTA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar